5 Jenis Metode Bertanam Tanaman Hidroponik yang Perlu Diketahui

Tanaman Hidroponik

Bagi Anda yang punya hobi berkebun tidak ada salahnya menambahkan tanaman hidroponik di pekarangan rumah. Sistem hidroponik merupakan sistem bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah sebab digantikan oleh air.

Sistem ini pertama kali ditemukan dan diperkenalkan oleh Dr. WF. Gericke dari Universitas California, Amerika Serikat. Kemudian sistem ini berkembang dan dikenal luas yang lantas membuatnya disukai oleh banyak orang, khususnya masyarakat yang tinggal di pemukiman padat penduduk.

Minimnya lahan dan terbatasnya jumlah tanah yang bisa didapatkan di rumah pada akhirnya menjadikan hidroponik ini sebagai alternatif. Beberapa orang menjadikannya sistem bertanam ini sebagai hobi saja namun beberapa lagi diantaranya memiliki tujuan komersil.

Entah menjual perlengkapan membuat saluran tanam hidpronik maupun menjual hasil panennya, baik ke pasar, di depan rumah, ataupun dipajang di situs jual beli online terpercaya. Anda sendiri, memiliki tujuan apa ketika mencobanya?

Jenis Metode Bertanam Secara Hidroponik

Sebenarnya sistem bertanam secara hidroponik terdapat enam metode, dan bagi pemula bisa memilih metode paling mudah. Supaya lebih jelas berikut ulasannya:

1. Metode sumbu atau wick,

Metode bertanam hidroponik paling sederhana adalah metode sumbu, karena pembuatan media tanamnya paling mudah. Anda bisa memanfaatkan wadah bekas dan membuat lubang lalu menanamkan sumbu dari kain memanjang. Lantas wadah diisi dengan media tanah, kerikil, pasir, dan sebagainya.

Lalu di bagian bawah terdapat wadah berisi air yang oleh sumbu tadi akan dinaikkan ke media tanamnya.

2. Metode irigasi atau ferigasi,

Sebagian besar pengguna sistem hidroponik memakai sistem irigasi ini yang juga mudah untuk diterapkan sekaligus membantu efisiensi biaya.

Nantinya kontrol terhadap penggunaan air serta pupuk khusus tanaman hidroponik akan lebih efisien.

Sebab penyiraman tanaman hidroponik dilakukan sekaligus dengan memberikan pupuk yang bisa dilakukan per dua hari sekali. Jenis tanaman tertentu bisa tumbuh subur dengan metode ini, seperti tomat, cabe, terong, paprika, dan strawberry.

3. Metode pasang surut yakni ebb flow,

Teknik atau metode pasang surut juga biasa digunakan oleh para petani karena lebih mudah sukses panen tanaman yang sehat. Hal ini karena pada sistem ini menggunakan wadah besar penampung air kaya nutrisi untuk tanaman dan tanaman hidroponik diletakan tepat di dalamnya.

Ketika sudah penuh maka air sisa akan ditampung di wadah lain kemudian dalam periode tertentu disalurkan kembali ke wadah utama tadi. Kondisi ini memungkinkan tanaman mendapatkan oksigen berlimpah.

4. Metode NFT (nutrient film technique),

Metode NFT sebenarnya menjadi pengembangan dari metode hidroponik yang sudah ada dan dicetuskan oleh Dr. A.J Cooper dari Glasshouse Crops Institute.

Sistem ini menempatkan tanaman pada wadah berisi air dangkal dan sengaja diposisikan miring.

Tujuannya untuk memastikan tanaman tidak terendam seluruhnya namun tetap bisa menerima air, oksigen, dan nutrisi apapun secara maksimal.

Baca Juga :

5. Metode rakit apung atau water culture,

Teknik rakit apung terbilang sebagai sistem hidroponik modern karena baru diperkenalkan di tahun 1976 di Italia. Sistem ini cocok untuk bertanam dalam skala besar karena memakai wadah penampung air berukuran jumbo.

Kemudian ujung perakaran tanaman hidroponik dibenamkan gabus lalu ditempatkan di wadah berisi air nutrisi tadi sehingga terlihat mengapung. Metode ini juga sangat populer diantara metode bertanam hidroponik lainnya karena murah dan mudah.

Jadi, Anda bisa menimbang metode mana yang cocok supaya tanaman hidroponik yang sehat bisa didapatkan.

youth partnership
Youthpartnership berusaha menyuguhkan artikel berkwalitas yang bisa dipahami dan dimengerti oleh semua kalangan